Teamlibas.com /Sumatera Utara – Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Aek Nabara kini menjadi sorotan tajam setelah beberapa hari belakangan ini tiada hari tanpa pemadaman listrik, yang secara memalukan manager menyebutkan pemadaman disebabkan oleh monyet, di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Minggu (27/07/2025)
Manajer PLN Rayon Aek Nabara mengakui pemasangan jaring antisipasi monyet belum 100% terpasang dan berjanji akan menjadwalkan pemasangan lebih lanjut. Pernyataan ini bukan saja menuai kritik, melainkan kemarahan membara dari masyarakat yang merasa PLN lepas tangan dan tidak punya sedikitpun antisipasi.
Manajer PLN Aek Nabara dengan entengnya menyatakan baru menemukan kasus gangguan monyet yang terkena jaringan. Ia juga, dengan tidak tahu malunya, meminta bantuan masyarakat untuk menginformasikan jika ada gangguan dan pengertian masyarakat Tanjung Mulia untuk merelakan pohon mereka dipangkas demi mencegah gangguan.
Sebuah permintaan yang tidak masuk akal dan menunjukkan ketidakpahaman total akan kondisi lapangan, dan tupoksinya sebagai pejabat, pekerja yang dibayar oleh negara.
Namun, pernyataan manajer tersebut langsung sanggah oleh Ketua Tim Libas, Anshori Pohan. Anshori menegaskan bahwa hampir seluruh tiang PLN dari Desa Tanjung Medan hingga Desa Tanjung Mulia berdiri di area jalan umum, bukan di tanah masyarakat. Hal ini, menurut Anshori, memberikan hak penuh kepada PLN Rayon Aek Nabara untuk melakukan pemangkasan pohon tanpa perlu pura-pura meminta persetujuan warga yang membebani.
Lebih lanjut, Anshori Pohan dengan lantang menantang Manajer PLN Aek Nabara untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama ke lapangan. Sidak ini bertujuan untuk membongkar dugaan praktik ilegal dan “permainan kotor” terkait meteran dan jaringan listrik, termasuk praktik penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL) yang dianggap diskriminatif dan curang terhadap masyarakat kecil, namun menutup mata terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh perkebunan besar.
Ini adalah wajah ketidakadilan yang nyata!
Terkait tantangan sidak ini, Manajer PLN Aek Nabara masih terbirit-birit dan belum berani menentukan waktu pasti. Masyarakat pun semakin mendidih dan menuntut agar manajer tersebut segera meletakkan jabatannya jika tidak mampu mengatasi permasalahan listrik dan memberikan pelayanan yang adil kepada masyarakat.
“Jika tidak mampu, letakkan saja jabatan, jangan jadi beban masyarakat!” teriak salah seorang warga, mewakili suara rakyat yang muak.
Masyarakat berharap, dengan bersama sama Team Libas, mahasiswa, dan perwakilan masyarakat, sidak tersebut dapat membuka borok dan mengungkap kebenaran di lapangan, serta memastikan akuntabilitas penuh dari PLN Rayon Aek Nabara yang selama ini terkesan abai dan tidak transparan.
Red/Tim